Saturday, June 3, 2017

Labuan Bajo Trip. Cakepnya kebangetan!!! (Part 3)

LABUAN BAJO TRIP PART 3 





PINK BEACH

"Kok nggak pink sih warnanya?" saya protes. "Ini, kalo diliatnya pas sore...pasirnya pink tauuuu" teman saya menjelaskan. "Tuh, kalo lo deketin gini sebenernya pink!" kemudian saya sibuk mengorek-ngorek pasir *norak* eh iya, kalo diamati benar-benar ternyata ada serpihan pasir kecil yang warnanya pink. cantik amattttt 😍😍😍
.
sayang karena pas turun disini nggak bawa camera, jadi kita comot aja fotonya dari mbah google ya

Yang menjadi guardian kami adalah pak soleh. Beliau dulu adalah salah satu pejabat di balai taman nasional komodo. Fyi, pulau komodo berstatus taman nasional yang dilindungi. Jadi diharamkan hukumnya untuk mancing disini, terutama mengambil ikan skala besar ya, dan menggunakan bahan peledak atau pukat.. karena akan merusak ekosistem dan biota laut. Kalau ketahuan... nanti bisa di "dor!" Pak soleh ini pernah men- "dor" pencuri-penciri ikan yang nakal. Abis nakal banget sih, sudah diperingatkan tetap aja bandel. Huh! 

Basicly, saya emang nggak bisa berenang. Ajaibnya.... di pink beach ini saya bisa berenang. Bahkan pake gaya ngambang telentang yang badan dan muka kita menghadap awan. Semua berkat pak soleh yang ngajarin. Katanya, bebek aja bisa berenang.. masa' kalah sama bebek 😂😂😂

Keindahan alam bawah laut pink beach ini emang bagus banget dengan visibility yang cerah. Saya sempat snorkeling dan dengan leluasa melihat ikan-ikan cantik wara-wiri di bawah, plus terumbu karang yang sehat. Kalo mau lihat banyak ikan, samperin ke deket-deket terumbu karang. Biasanya ikan senang main disitu, karena banyak makanan. 

Jadi, di TN. Komodo ini, nggak disarankan menyelam tanpa ada buddy/guard nya, dan harus punya lisence menyelam. Sebab, arus dalam airnya kenceeeeeeng bos! Saya sempat menyelam sedikit. Sedikiiit banget... hahaha full dengan perlengkapan nyelam seperti tabung oksigen, rompi + pemberat, dll. Kenapa sedikit? namanya juga pemula... instead of nyelem ke arah laut, saya justru nyelem-nya malah menuju pantai. Pantesan, mana ikannya... kok cuma liat pasir doang 😂😂😂. Alhasil sampe sekarang adegan tolol ini dijadiin bahan becandaan terus sama temen-temen kantor. 

MANTA POINT



"Mau lihat manta nggak?"
"Berenang sama manta?" 
"Mauuuuuuu....." saya bersorak kenceng banget. Iyalah... siapa juga yang nggak mau 😂😂 berenang sebelahan sama ikan manta yang biasanya cuma nonton di film finding dory kesukaan gendhis (mr manta ray), atau yang paling top lihat dari dalam aquarium pas tahun lalu saya liburan di singapore aquarium. "Kita mau ambil shoot underwater Manta" kata mas Pinneng dari @wettraveller yang ikutan trip bareng. 

Manta point sendiri adalah spot biasanya para manta berkumpul, mungkin karena banyak makanan mereka disini. Cukup lama kami bengong-bengong nungguin ada manta lewat, tapi kok nggak nongol juga. "Itu dia...." pak kapten nunjuk arah bawah kapal dan kami semua mengikutinya untuk ngelongok dari pinggiran kapal. "Gede bangeettt" saya berseru. Seekor ikan manta bergerak gemulai disamping kapal kami. Sayapnya berkelok-kelok mengikuti gerak tubuhnya. "ih keren...." namun selanjutnya ikan manta itu berenang menjauh dan hilang! yaaaahhh... gimana juga ngejernya ya... wong lautan seluas ini, dia bisa berenang bebas kemana aja.

Lalu, kapal berjalan sedikit ke spot berikutnya. Ah, yang dicari-cari ketemu! 3 ekor manta dengan panjang sebesar mobil tampak menari-nari. Kami pun pindah dari phinisi ke speedboad. Sementara 3 orang yang memiliki diving lisence nyelem, teman-teman media yang kami ajak (tapi ga punya lisence) melakukan discovery diving. Fyi, arus air disini kencenggggg jadi mereka diving sambil berpegangan pada tali supaya nggak terpencar. Sedangkan saya? snorkeling aja deh. Senang rasanya ketika kawanan ikan pari datang mendekat, tapi kemudian saya mendadak jiper karena pas berpapasan ikan-ikan pari itu gedaaaa asli, takut ketubruk 😰😰 plus saya kan ga bisa berenang, cyinnnn. Pastinya, ini jadi pengalaman  seru yang nggak mungkin saya lupakan deh. 


FESTIVAL KOMODO






Nah, penutup dari perjalanan kami adalah di Festival Komodo ini. Festival tersebut diadakan di daratan Labuan Bajo. Jadi, setelah 2 hari kami goyang-goyang di kapal, malam selanjutnya kami bobo di hotel. Nama hotelnya adalah Hotel Bintang Flores which is adalah hotel yang sama dengan yang diinepin Valentino Rossi. 

Salah satu trigger Labuan Bajo - Komodo sebagai destinasi yang booming dan happening belakangan ini, adalah karena Pembalap Valentino Rossi yang datang di awal tahun kemarin. Ternyata nih, Mas Bule, selaku koordinator trip saya ini adalah juga sebagai orang yang mengatur trip Valentino Rossi kemarin. Mas Bule adalah die hard fans Rossi. Gokilnya, dia sampe hafal segala hal tentang rossi mulai dari kampungnya di Itali, nama keluarganya, bahkan sampe nomor sepatu! design topi balapan Moto GP setiap tahunnya pun dese hafal. 

Kembali ke festival komodo, acaranya diadakan di dekat Goa Batu Cermin. Sebuah perayaan yang lumayan heboh, tapi jangan bandingin dengan festival atau konser di Jakarta ya... karena tampilan panggungnya mirip-mirip panggung 17-an, dan listriknya beberapa kali sempat padam 😢. Tapi untuk ukuran sebuah perayaan di wilayah yang jauh dari ibukota, tampilan perhelatan ini sudah cukup baik dan meriah. 




Pengisi acaranya adalah... Mmmm maafkeun saya lupa, harus googling dulu. Tapi yang pasti, ada pawai dari suku-suku yang mendiami bajo serta tari-tarian. Selain itu juga ada pengumuman lomba-lomba yang selama sebulan kemarin diadakan sebagai bagian dari festival ini. 

Selesai nonton acara, kami pun jalan kaki menuju tempat parkir mobil. Eh ya ampun, ternyata wilayah pemukiman terdekat lagi mati lampu, kayaknya sih efek festival tersebut yang membutuhkan banyak pasokan listrik, jadi terpaksa mengorbankan daya listrik pemukiman sekitar. Ke-gelap gulitaan tersebut justru membuat saya terpesona, karena bintang diatas kami jadi terlihat sangat terang, lebih jelas dan mempesona. uwowwwww!

Itulah sekelumit cerita #goaltrip saya di Labuan Bajo. oleh-olehnya? badan gosyonggg keling dan pergelangan tangan pegel sampe semingguan. 
terus kapok nggak?
enggak doooooong. definately baru sampe rumah aja udah pengen balik lagiiii! kalo bisa sama airen, saya pengen nunjukkin ke dia kalo labuan bajo itu luar biasa kerennya. pengen sama gendhis juga, tapi ini terlalu adventurir dan nggak child friendly... kebayang naik padar bawa diri sendiri aja udah kecapean, apalagi sambil gendong guwaw jawaw... hehehe. 

Semoga cerita ini bisa menginspirasi mommies semua buat traveling ke labuan bajo juga yah. dijamin ga bakal nyesellll. Suerrrrr!!! 

Labuan Bajo Trip Part 2





LABUAN BAJO PART 2

PULAU RINCA





Pulau pertama yang kami sambangi adalah Rinca Island. Disinilah terdapat hewan Komodo yang tersohor itu. Kami memilih jalur "short track" buat tracking menyusuri pulau. Keputusan tepat, karena hari sudah menjelang sore dan short track nya juga ternyata nggak short-short amat. Cukup lah untuk meng-explore pulau ini. 


Ternyata, salah satu tempat favorit komodo buat leyeh-leyeh adalah di bawah dapur loh. Jadi, ada sebuah bangunan rumah panggung yang oleh para ranger (pawang/penjaga pulau) di peruntukkan sebagai dapur mereka. Mungkin karena ada bau harum makanan bikin mereka betah nongkrong di sekitar dapur.

Saya pun foto-foto disini, kapan lagi melihat komodo secara dekat di habitat aslinya. 
Oh iya, kata pak ranger (nama beliau pak Andi Kefi) komodo itu nggak setiap hari makan. Biasanya, sekali makan, dia membutuhkan asupan makanan sebanyak 70% dari berat badannya. Wowwww. Komodo rata-rata punya berat badan sekitar 125kilo (kalo gak salah). Uniknya lagi, komodo biasanya berburu mangsa nggak sendirian, tapi ber koloni. Lalu memakan mangsanya rame-rame. Mungkin mereka menganut paham nggak ada lo nggak rame... hahaha *krik krik* 






Selama tracking, kami sempat menemukan lubang tempat komodo menguburkan telur-telurnya. Sekali bertelur, bisa sampai 12 butir. Ternyata, kalo pas lagi bikin lubang, yang dibuat nggak hanya satu, tapi banyak lubang. Kemungkinan besar adalah untuk mengelabui mahluk lain yang ingin mencuri telurnya. Kami juga mendapati hewan lain seperti kera, sejenis ayam (duh, lupa namanya apa), burung elang, rusa. 

GONG! nya adalah savanna di puncak bukit pulau padar. Subhanallah indah luar biasa! melihatnya udah bikin speechles, lidah saya seketika kelu. Rumput ilalang yang tinggi berbaris teratur, dengan background laut biru. Langitnya juga jernih banget pertanda nggak ada polusi. Ini jempol bawaannya pengen jepret-jepret terus. 





Btw, ada salah seorang ranger yang nemenin kita, aduh saya lupa namanya, doi suaranya bagus bangetttttt!!!!! sampe saya suruh ikutan indonesian idol atau the voice. Awalnya saya nggak ngeh sampe akhirnya saya ketinggalan rombongan karena keasikan motret pohon jomblo. Nah, abang ranger ini bagian jaga paling belakang, dia nungguin saya motret sambil nyanyi-nyanyi kecil. Saking bagusnya itu suara, saya sampe noleh dan refleks ngomong "wow... suaranya bagus banget..." yang dipuji cuma mesem-mesem "thank you". Lalu saya sodorin camera dan minta tolong untuk di foto depan pohon jomblo.  "Over there, thats beautiful" katanya. Nyuruh saya duduk di pinggir dengan latar savana, bukit, dan langit. Widih... pake bahasa inggris segala tuh abang-abang. Kelar motret, si abang ngasih kameranya ke saya "waaah bagus..." saya kegirangan pas lihat hasil foto. "actually, i'm also a photographer.. jadi kalo tadi dibilang backlight, sebenernya tergantung angle pengambilan fotonya aja" wewwww tau gitu dari tadi aja yaaaa minta tolong potoin sama si abang biar hasil poto eike kece badai. 







PULAU PADAR

Semestinya, kalau naik speed boat dalam sehari kita udah bisa hop on-off ke sekitar 3 pulau. Tapi karena saya LOB dan perahunya jalan alon-alon asal kelakon plus nggak perlu kejar-kejaran sama waktu karena nginepnya pun di kapal justru essensinya adalah perjalanan di atas kapalnya 

Malam hari, kapal kami bersandar di dekat Pulau Padar. fyi, kalo ke pulau komodo dan tetap pengen eksis di medsos, pakailah Telkomsel. Nah, pulau yang udah terpasang BTS adalah di pulau Padar. Sinyalnya top markotop! #justinfo #bukanendorse hahaha. Saya justru malah pake-nya operator lain, untunglah Mba Gemala Hanafiah baik hati teethering Wifi nya ke saya 😘😘😘 unch unchhh jadi bisa cekrek-cekrek upload!


sunrise di pulau padar, Awww!



Pagi hari, kami trekking buat liat sunrise di Pulau Padar. Saya nggak terlalu worry karena diinfo katanya kalo sekarang udah mendingan buat trackking karena udah ada tangga (oh ini mah kurang lebih bakalan kayak di gunung padang kali ya... pikir saya), Jeng jeeeeeng... ternyata tangganya cuma di bagian bawah doang 😂😂😂 naik ke atas masih tetap rerumputan dan batu-batu. Rute trekkingnya lumayan bikin manyuuunnn... huhuhu...rasanya pengen nyerah, tapi kalo nyerah mah saya nggak dapet background foto kerennya doooong. Please note, kalo kesini enaknya pake sepatu keds atau sandal trekking/gunung. Meskipun kamu ingin eksis, jangan pake heels.. kecuali kamu nggak takut kakinya kecengklak! 






Teman saya cerita "waktu gue kesini tahun lalu, masa' ada yang lagi prewedding pake gaun, lengkap kayak baju penganten gitu..."  Yassalammmm mungkin dia sewa ojek gendong dan make up-an 10 lapis. Kalo nggak kan pasti nyampe atas udah lunturrrr semua bedak karena keringetan, bawa diri aja susah apalagi bawa peralatan lenong ya. 

For sure, setiap keringet yang keluar selama nanjak.. is worthed! Perjuangan naik ke atas bukit dibayar tunai dengan pemandangan yang luarrrrrr biasaaaaa *sampe speechless* subhanallah.. kayak lukisan. Laut yang terbagi oleh 3 bukit dengan pattern meliuk-liuk tampang terang dengan sinar matahari pagi yang terpendar. duduk diatas susunan batu, yang berjarak ratusan kaki dari bibir pantai bikin ngeri-ngeri sedap! Duh, rasanya saya nggak pengen beranjak deh... saya ambil gambar banyak-banyak supaya bisa pamer ke airen. Asli bos, ini keren banget!!!!!! 

























Trip ke Labuan Bajo (Part 1)

LABUAN BAJO TRIP PART 1

Salah satu goal trip saya tahun 2017 ini adalah Labuan Bajo. Rasanya udah lamaaaa banget saya bermimpi mengunjungi salah satu wonder of the world yaitu "Pulau Komodo" yang akses masuknya melalui Kota Labuan Bajo. Tapi belum kunjung kesampaian. 

Beruntung, bagai mendapat durian runtuh, di awal bulan Maret 2017 saya dapat kesempatan mengawal media trip ke Labuan Bajo. Yeay! Rejeki emak solehah 😘😘. Hai komodooo... tunggu saya yaaaaaa☺️😄

Penerbangan saya adalah dengan maskapai Lion Air tujuan Jakarta-Denpasar pukul 4.30 pagi WIB, Lantas nyambung Denpasar - Labuan Bajo naik Wings Air jam 7.20 pagi WITA. Agak nekat ya sebenarnya, mengingat si maskapai singa ini terkenal dengan jam karetnya yang kayak karet kolor keseringan dipake jadi melarrrr nggak sesuai jadwal. Tapi Mas Bule, selaku organizer bilang kalo based on pengalaman dia, penerbangan pagi-pagi buta naik singa ke denpasar nggak akan ngaret bahkan lebih cepet dari jadwal. Eh ternyata bener lohhhh... jam 4.15 pesawat bahkan udah siap terbang. perjalanan jkt-bali ditempuh selama 1,5jam. 


Sampai di Denpasar, langsung check in buat connecting flight ke Bajo. Ini pengalaman pertama saya juga naik pesawat ATR baling-baling. Awalnya agak khawatir karena denger cerita teman saya Erile yang bilang kalo pesawatnya serem, banyak goncangan, kalo turbulance parah banget. Kirain nih pesawarnya super kecil, cuma muat 15 orang-an.  ternyata nggak  se-kecil perkiraan saya ya, Duduk-nya dua-dua kayak metromini ☺️ mungkin muat sekitar 50 orang yah, Mbak pramugarinya pas take off duduk di bangku artis yang menghadap ke penumpang, menjadikannya pusat perhatian. Apalagi rombongan saya isinya mayoritas lakik semua, pada bolak balik curi pandang ke mbak-nya dehhhh. 

Perjalanan di tempuh selama satu jam 15 menit, pemandangan selama penerbangan subhanallaaaaaaaahhh cantikkkkknyaaaa apalagi pas udah mau landing. Aerial view dari atas pesawat menampilkan gugusan pulau-pulau kecil berwarna hijau 
yang dihubungkan dengan lautan biru bergradasi dari biru tua ke biru muda, plusss di titik tertentu lautan tampak menyatu dengan langit. Aishhh... cakep pol! 
(iyes, dateng kesini bulan maret ternyata cucok juga cyin, bukit-bukitnya masih hijau dan nggak gersang) 





Pukul 9.15 WITA Pesawat pun mendarat di Bandara Labuan Bajo. Ternyata, bandaranya sepi yak, hanya ada satu pesawat yang nongkrong disini, yaitu pesawat yang tadi saya naiki. Sebenarnya, ada penerbangan direct naik Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Labuan Bajo (enggak perlu transit di denpasar) yang beroperasi 6x seminggu. Harga tiketnya sekitar 2 juta-an PP, tapi pas Garuda Travel Fair kemarin, ada promo Jakarta-Labuan Bajo cuma sejuta aja PP. Wow banget!! 

Bandara Labuan Bajo sangatlah sederhana, tapi kata ibu bos saya, tampilan bandara ini udah super keren dibandingin waktu pertama kali beliau datang kesini, dulu mah seperti gubuk. Beliau sendiri udah puluhan kali bolak balik ke bajo, apalagi dahulu beliau termasuk salah satu team pemenangan Pulau Komodo sebagai salah satu Wonder of The World. Beliau pun heran pas saya bilang ini adalah kali pertama saya ke labuan bajo. "Hah?? lo belum pernah ke bajo? orang-orang udah pada bolak balik dinas kesini lo kok belum pernah?" *yah ibu... jangan dipancing dong.. entar saya jadi curhat deh...* "ya udah, foto dulu disini" si ibu cekrek cekrek, saya pun berpose dengan noraknya. 

KAPAL LOB TUNGGADEWI

Enaknya ambil flight subuh, sampe disana masih pagi, dan siap untuk loncat ke perahu buat Live on Boat (LOB). Apaan tuh LOB? itu loh, jadi kita hidup di perahu selama beberapa hari. Makan, bobo, mandi, ngobrol, dll semuaaaa dilakukan di perahu. Setiap harinya, kami island hoping berpindah dari satu pulau ke pulau lain atau berhenti di beberapa spot spesial buat snorkeling, diving, atau sekedar ngeliatin ikan. 


Kapal LOB kami adalah sebuah kapal Phinisi bernama Tuggadewi. Kata pak kapten, perahu ini masih baru... usianya sekitar dua bulan. No wonder AC di kapal ini masih dingin semriwing. Ada AC nya??? ada dooong... saya selaku fakir colokan juga dimanjakan dengan colokan yang cukup banyak bertebaran di sekeliling kapal. 






 Spot favorit saya adalah di bagian belakang kapal. Ini adalah tempat bermalas-malasan dengan 4 buah bean bag gede yang dijamin kalo udah rebahan bakal males bangun. Atasnya di tutup terpal putih (kayak bahan gorden tapi seratnya mirip kanvas. Aduh ini nama bahannya apa dan belinya dimana yaaaa? kok bagus... #aduhakupenasaran). Selain itu, ada juga 4 bean bag kecil warna warni di aisi kanan kiri. Begitu pantat nempel langsung blesssss pewe banget bikin mager. Kalo sama bule-bule sudah pasti tempat ini dipake buat berjemur sampe tanned. Secara saya mah cewek endonesa mainstream yang memandang kulit putih bening adalah kece (meskipun kulit saya mah jauh dari bening) jadi bobo-an nya sambil tutupan selendang hihi. Selain enak buat leyeh-leyeh, spot ini juga jadi tempat foto-foto lucu yang instagramable. Pokoknya ini spot the best banget dehhhhh! Meskipun kekurangannya adalah dekat sama mesin diesel yang berisik. Jadi kalo ngobrol kudu rada teriak. 




kece banget kaaaaaannnnn?
 


mesin yang berisik, sekaligus tangga buat naik ke atas kapal



Pas sore hari ke-2 setelah capek snorkling, diving, dan berenang kecipak kecipuk, habis mandi niatnya saya cuma pengen duduk manis di bean bag sambil liatin gugusan pulau yang kami lewati. Tapiiiii angin sepoi sepoi kemudian meninabobokan saya sampai nyenyak. beneran nyenyak yang nyenyaaaaak pules. Eh bangun-bangun saya terpana karena pemandangan yang tersaji di hadapan sungguh memanjakan mata, sampai nggak mau berkedip. matahari udah makin turun, semburat langit berwarna biru dengan pantulan orens keunguan yang menandakan waktu sunset telah tiba!! Huplaa... keren!! Foto dulu kakaaaa...



ga usah pake filter apa-apa gambarnya udah keren banget iniiiii....aselik!


Oh iya, kalo malem bobo disini asik juga, karena pemandangannya langsung langit, dengan bintang-bintang yang terlihat jelas. Subhanallah... 

Ada percakapan lucu antara saya dan pak kapten, maap kalo norak karena ini kali pertama saya nginep di laut. 

Saya : Pak... kalo malem bagus banget ya, beneran bisa jelas ngeliat bintang. Itu bintang apa pak, terang banget, kejora ya? (sambil nunjuk) *sotoy, korban lagu anak2*

Pak Kapten: Itu bukan bintang mba.... itu lampu SATELIT!

saya: (maluuu) ooo.. pantesan terang bener.


Lanjut cerita ya,
Di bagian depan spot leyeh-leyeh ini, terdapat tangga yang menuju ke atap kapal. Tentu saja saya naik kesana. Walahhhhh disini pemandangannya lebih keren lagi, cyin... Rasanya nggak ada yang menghalangi pandangan mata saya buat menikmati setiap sisi keindahan pulau komodo. Saya bebas berputar 360 derajat menyaksikan kecantikan pulau. Asli nggak akan bosen. Guarantee! Tapi memang, kalo siang panasssss nya mantep bener, bikin kulit gosyong. 




Ada juga spot leyeh-leyeh di bagian depan kapal. Sama, nih.. ada bean bag juga buat bobo bobo cantik dan chit chat ketawa ketiwi. Kebetulan teman saya bawa speaker kecil dengan kualitas suara mumpuni. Jadi deh bersantai sambil dengerin musik, layaknya kapal cruize.



Oh iya, di spot inilah saya menikmati sarapan pagi yang mewah. Bukan mewah karena makanannya ya, tapi tempat dan suasananya itu loooh yang jarang bisa didapat. Menikmati sepiring nasi goreng plus telur mata sapi di tengah laut, diatas perahu phinisi dengan pemandangan spektakulerrrr tiada duanya. Menurut saya, salah satu hal yang bikin pulau komodo tambah keren dan beda dari yang lain adalah meskipun di tengah laut tapi pemandangannya sama sekali nggak ngebosenin. Kita nggak cuma ngeliat air laut dan langit sepanjang mata memandang, tapi ada suguhan gugusan pulau pulau hijau di sisi kanan-kiri yang aduh..... pokoknya cantik deh! Konon Kata pak kapten, hampir semua pulau pulau cantik itu ada yang punya. Kebanyakan artis dari jakarta. Ada yang punya luna maya, raffi, ayu ting ting, dll . Bentuk gugusan bukit diatas pulau juga keren-keren. Ada yang shape-nya kayak sydney house opera, ada juga yang seperti logo semen kujang. 





Karena live on board alias hidup di kapal, otomatis kami makan juga di atas kapal. Kata pak kapten, ada 3 orang awak kapal yang gajinya cukup besar (sekitar 5 juta-an per bulan, gaji bersih ya... belum termasuk uang makan dan tips lain2) yaitu kapten, mekanik, sama... KOKI! Pantes ajaaaa... makanannya walaupun menu nya biasa tapi rasanya enaaaakkk.. yum yum! 

Tante saya pernah bilang, kenapa makanan di restoran biasanya enak? karena kita makan langsung, begitu makanan mateng. fresh from the oven. Masih angetttt. Ternyata bener juga ya... 

Ruang makan kami, sekaligus menjadi ruang nonton tv, mimik cantik, dan ngobrol seru. Letaknya di bagian deck bawah perahu. Terdapat sebuah meja panjang, serta kursi kayu memanjang (kayak model kursi angkot) namun bersiku, mengikuti bentuk ruangan. Di belakang pintu, terdapat kulkas buat nyimpen minuman dingin. Di tengah udara panas, lalu minum teh kotak dingin tuh rasanyaaaaaaa nikmat! hahaha... Selain minuman, di dalam kulkas ada juga buah semangka, melon, pepaya yang manis dan suegerrr. Ruangan ini ber AC juga, jadi kami betah lama-lama disini. 
Oh iya makan yang disajikan juga beragam. Ada sup ikan, ayam bumbu kecap, daging sapi lada hitam,  sayur, tumisan, mie goreng, telur dadar, dll. Menu biasa sebeneenya, tapi kok rasanya enakkkkk yaaaa!





Selain ruang makan, di deck bawah ada 2 ruang tidur. Yang satu isinya sebuah kasur king size, yang satu lagi dua buah bunk bed. Masing-masing ada kamar mandi dalam dan berAC. 

Kamar saya ada di deck atas. Dengan sebuah kasur tingkat bunk bed. Meskipun kamarnya banyak... kami lebih seneng bobo-an di bean bag spot leyeh-leyeh karena bisa sambil liat pemandangan asoy dan anginnya bikin ngantuk. buat apa LOB kalau ngedekem di kamar terus kaaan? Bahkan pas malam hari, tidur di luar, semua lampu dimatikan, dan cahaya hanya datang dari sinar bulan dan bintang. It's priceless maaaan! 




Oh iya, kamar mandi kami dilengkapi dengan shower (air tawar, yeay!), kloset duduk, dan wastafel. Sayangnya, di kamar nggak ada cermin, huhuhu... nggak bisa leluasa dandan deh.