Sunday, October 23, 2016

Mengunjungi Gorontalo : Festival Pesona Boalemo dan Pulau Cinta 2016


Awal bulan lalu, saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk menghadiri acara Festival Pesona Boalemo dan Pulo Cinta 2016 yang diadakan di Kabupaten Boalemo, Gorontalo

Ini kali pertama saya menjejakkan kaki di Gorontalo. Saya yang sebelumnya dianggap "anak tiri" ternyata disebut nama-nya ketika Pak Bos lagi cap cip cup kembang kuncup buat memilih kira-kira siapa yang cocok untuk mendampingi Ibu Bos kunjungan kesana. Eh ndelalah pas hari H malah ibu bos nggak bisa ikut karena ada keperluan keluarga

Pesawat garuda Jakarta - Gorontalo dalam sehari hanya ada 1 kali penerbangan. Rute ini ditempuh sekitar 3 jam, dan berhenti untuk transit 1 kali di Makassar selama 30menit. Saya memilih nggak turun dari pesawat karena lagi asyik nonton AADC 2 Hihihi

Karena termasuk dalam rombongan vvip, kami dijemput langsung sama pejabat Boalemo di bandara lalu dijamu makan siang. Kuliner khas disana adalah ikan.... sumpah ikannya enak-enak bangeeeet karena masih fresh (orang sana biasa menyebutnya ikan sekali mati... yaitu begitu mati langsung dimasak, kalau ikan di Jakarta kan udah berkali-kali mati.. karena udah kena "es" menempuh perjalanan jauh). Kuliner lain yang juga baru pertama kali saya coba adalah jagung yang dicocol sambal. Jagung-nya khas, bentuknya kecil, agak sedikit lebih besar dari baby corn tapi isi didalamnya padat dan rasanya seperti.... mmm... nasi!  Kata Pak Yamin yang menjamu kami disana (tiap ngebut namanya kok yang kebayang dikepala ijk langsung mie yamin ya..) jagung khas gorontalo ini sangat bagus buat penderita diabetes atau yang mau diet karena kaya akan karbohidrat tapi kandungan gula nya rendah

Lalu lalu....
Kami selanjutnya dibawa ke Pantai Bolihutuo buat lihat preparation acara besok. Jadi nih... akan ada siaran live program acara "Dahsyat" RCTI langsung dari Boalemo. Masyarakat disana antusias bangeeeeet bo! Karena termasuk dalam rombongan vvip saya berasa kayak artis hahahha... masyarakat pada ngerubungin mobil kami. Dadah-dadah sepanjang jalan. Mereka kecewa kali yaaa ngarepnya yang keluar dari mobil adalah raffi ahmad, tapi malah emak-emak berwajah mabok (habis makan, melewati jalanan berkelok-kelok, pak supirnya nge-gas melulu karena ngikutin mobil patwal pulisi bikin perut kayak di kocok-kocok, saya sampe nggak berani ngomong takut pas buka mulut keluar semua tuh yang di perut hahaha)

Ternyata, selain memantau buat acara live besok, ada recording interview juga bersama pak asdep, bupati boalemo, kepala dinas pariwiaata, serta putri pariwisata. Sambil nunggu mereka interview, saya ditemani Ibu Rosa jalan kaki menuju landmark pantai Boalemo... yaitu tulisan B O A L E M O. Tentu saja untuk berfoto

Pantai Boalihotuo ini menyimpan banyak potensi dan bisa jadi destinasi wisata yang oke banget apabila dikelola dengan baik. Sayangnya kesadaran pariwisata masyarakat disana masih minim, sampah bertebaran di bibir pantai. Pas saya tanya kenapa nggak dikasi tempat sampah, Ibu Rosa menjelaskan bahwa tempat sampah sebenarnya sudah disediakan, tapi kemudian entah hilang kemana... huhuhu... mungkin baiknya dibuat tempat sampah permanen sehingga nggak ada yang nyolong ya. 

Malamnya, setelah makan kami menuju penginapan yaitu Pulo Cinta. Ada cerita menarik nih. Pulo cinta sendiri, merupakan sebuah pulau yang letaknya terpisah dari daratan Boalemo. Dinamakan Pulo cinta karena antar cottagenya dihubungkan oleh jembatan yang berbentuk cinta aka love. Pulo ini sengaja dibangun terutama untuk para honeymooners.

Oh iya, dari tempat makan malam, Kami harus menyambung naik boat sekitar 20 menit ke Pulo Cinta. Begitu sampai dermaga, saya baru ngeh kalau kami disiapkan Boat dari Basarnas untuk menuju Pulo Cinta. Boatnya lumayan gede, kayak kapal cepat executive di ancol yang mau ke pulau seribu.  Disamping perahu boat besar yang kami naiki tersebut, ternyata tertambat sebuah perahu boat kecil (lebih mirip perahu karet) berwarna orens yang biasa saya lihat di tv kalau ada kegiatan penyelamatan bencana. Ngelihat perahu tersebut, saya dan teman saya farah, serta Dikna si puteri pariwisata sama-sama berfikir seru juga ya kalo kita naik boat orens itu... apalagi malem-malem, bulannya cuma separo, berasa heroik gitu. Eh pucuk dicinta ulam pun tiba! Salah satu mas basarnas meminta 5 orang dari penumpang boat pindah ke boat kecil. Langsung deh kami cewek-cewek nekat ini lompat ke boat sebelah "nanti masuk angin loooh" kata salah satu bapak-bapak. "tenang aja pak... nggak papah..." saya sih mikirnya waktu itu kapan lagi bisa naik perahu orens basarnas malem-malem buta, gelap, perahunya pendek bisa sambil megang air... seruuuu! udah gitu pemandangan yang bisa kita lihat cuma lampu-lampu kapal, air laut yang bergoyang, sama mas-mas team basarnas dengan baju seragam mereka terusan orens itu. Sayangnya cuaca lagi berawan, jadinya nggak kelihatan bintang-bintang di langit. Entah ya, yang kebayang di kepala saya tuh kayak lagi ada di salah satu scene film titanic setelah kapalnya tenggelam. Pengalaman yang nggak terlupakan banget! 

Lalu sampailah kami di pulau cinta eco resort yang berdiri sejak januari 2016 lalu. OMG Bagus bangettttttttttts! konsep penginapannya itu eco friendly. Bangunannya terbuat dari kayu, persis diatas laut. kalo kita ngelongok ke lantainya, bawahnya udah air laut. kamar mandinya top banget... airnya tawar, ada pancuran air yang bentuknya mirip batang pohon, kamarnya lumayan gede dan kasurnya legaaaaa (kami tidur sekasur bertiga aja cukup loh) furniturnya semua dari kayu dan vintage, begitu buka pintu langsung laut... aaaerrggghhhhh kereeennn. semua pintunya sistem pintu geser, jadi kayak di dalam labirin gitu. dan yang paling penting diatas segalamya adalah adaaaa wifi! meskipun sinyal telpon cuma ada telkomsel doang. 

Bangun pagi... nggak pake mandi kami foto-foto! 

Agak menyesal nih karena spoiler menyesatkan dari salah satu temen kantor yang bilang Pulo cinta jelek, panas, cocoknya buat hanimun, nginepnya di kota gorontalo aja... alhasil cuma semalem doang kami nginep di pulau tersebut, selanjutnya nginep di hotel Maqna Gorontalo. Aaaahh padahal Pulo Cinta bagus banget, harus nih kesana lagi....!!!! bukan dalam rangka kerja dan sama  Airen  and Gendhis tentunya. 

Buat yang mau tau paket nginepnya, silakan ceki ceki disini. Worth every penny, apalagi yang suka berenang atau main air. Ada ayunan di tengah laut dan instagrammable banget kalo foto disini. 

Jam 7 pagi rombongan kami sudah cuss... Aaaah sedihnyaaaaaaaa padahal belum berenang sama sekali, baru celup-celup kaki. 

Pukul 9 pagi, live "Dahsyat" pun dimulai.. sayangnya cuma 1 segmen aja, padahal masyarakat disana heboooohh antusias luar biasa. Kelar live dahsyat, ada acara pawai multietnis. Ternyata nih, di Gorontalo terdapat 7 etnis besar yang mendiami-nya. Saya aja baru tau. Diantaranya jawa, makassar, bali, arab, jawa-tondano (which is perpaduan jawa dengan kalimantan), dll kesemuanya hidup berdampingan secara rukun dan harmonis. Masing-masing perwakilan etnis berbaris rapi di depan panggung kehormatan dan mempersembahkan atraksi khas mereka seperti reog ponorogo,  tarian khas, kasidah, dan lainnya. Seruuuu! Saya jadi mendapatkan wawasan baru. Dan semakin ngeh bahwa di Gorontalo banyak orang ngobrol pake bahasa Jawa hehe. 

Hal lain yang menarik perhatian adalah atraksi kuliner pisang tumbuk, dimana masing-masih kelurahan menggelar stand puanjaaaaaang berhiaskan ciri khas masing-masing kelurahan. Mostly mereka menghiasnya dengan anyaman daun kelapa di sepanjang bibir pantai Bolihutuo. Kece banget! Nah tiap-tiap stand menyajikan pisang tumbuk yaitu pisang khas gorontalo yang ditumbuk / dipenyet lalu di panggang diatas api. Saya dan farah kemudian mengunjungi salah satu stand yang stock pisangnya masih banyak. 

Begitu dicicipi, Pisangnya kayaknya pisang muda ya... nggak manis tapi tekaturnya padet kayak umbi-umbian. Makannya dicocol dengan sambal khas Gorontalo. Ada yang membuat sambal dabu-dabu, dan ada juga yang menyajikannya dengan sambal korek. Pedesnya mantaaaaap, sambalnya juara! Kami berdua malah kepengen bungkus itu sambel terus makan pake nasi anget sama ayam hahaha, aseli enak banget! Pedesnya nampol, sampe kemringet dan susah stop. Untung disediain air mineral sama ibu-ibu nya. 

Acara selesai, kami pun beranjak ke Kota Gorontalo. Dua jam perjalanan melewati bukit bukit berkelok dengan kecepatan mobil yang lumayan kenceng. Perut kembali serasa di blender hahaha. Satu yang belom kesampean yaitu naik bentor di Gorontalo. Bentuk bentornya keren, ada tutupannya di bagian depan, designnya bagus... kayak robot menurut saya. Oh iya, saya juga sempat ngintip bagian dalam bentor ternyata ada yang fasilitasnya lengkap seperti kipas angin kecil, tempat tissue, dan tak lupa sound system dengan suara yang aduhaaaai kenceng nian! Naik bentor ternyata nggak hanya mengangkut 2 penumpang di bagian depan loh, tapi sekaligus juga bisa jadi ojek karena ada juga penumpang yang duduk di belakang abang bentornya. Malah saya lihat ketika penumpangnya anak SMP, bisa ngangkut 6 orang sekaligus. 4 di depan pangku2an dan 2 di belakang. Sungguh efisien. 

Perjalanan kami berlanjut ke Pantai Gorontalo buat berenang bersama hiu-paus. Sayangnya pas kami kesana air sedang keruh... jadi hiu nya enggak mau dateng, besok kami diminta kembali lagi kesana. Beruntung kami datang ketika sunset. Subhanallah pemandangannya indaaaaah syekaliiiiiiii

Esok paginya, setelah sarapan kami mencoba peruntungan dengan datang lagi ke tempat kemarin berharap air sudah jernih, makanan sudah disebar, hiu nya mau datang dan berenang bersama kami. Umpan hiu yang disebar adalah kulit udang. Kami pun naik ke atas perahu. Abang perahu mengetuk-ngetuk dasar perahu dengan dayungnya supaya hiu datang. Beliau cerita kalau 3 hari yang lalu ada 5 ekor hiu yang datang main-main di tempat tersebut seharian. Ibu Susi sang mentri perikanan dan kelautan bulan lalu juga sempat datang kesitu dan berenang bersama hiu. Setelah satu jam menunggu di atas kapal.. akhirnya kami menyerah dan merelakan momen berenang bersama hiu yang belum tercapai. Mungkin ini akan jadi alasan supaya saya bisa kembali lagi ke Gorontalo suatu saat nanti. Amin! 

Lalu, kami kembali ke hotel lantas beranjak ke Airport untuk pulang. Makasiiiih pak bos sudah memberikan kesempatan saya mengunjungi Gorontalo. Semoga next nya saya bisa dapet dinas ke Labuan Bajo ya Pak... ajak ajak saya ya Pak.. hehehe sebelum nanti saya planning hamil anak ke 2 dan puasa jalan jalan yang adventurer.

Friday, October 21, 2016

Mama - Emak nomor 1 dunia

"ki, mama kamu sakit"

pesan wa tersebut dikirim pukul 11.00 saya baru baca pukul 14.00 karena habis meeting. Seketika jantung saya berdebar kencang sekali. Badan rasanya lemes, air mata sudah mulai menggenang di pelupuk

langsung saya telepon tante saya sang pengirim wa, dan beliau menjelaskan ibu saya badannya terutama di wajah dan kaki, tadi masuk UGD, dan nanti diminta balik lagi buat konsul sama dokter jantung. kemungkinan jantungnya bengkak udah lama cuma nggak dirasain. Tensinya 200/140  ya Allah tinggi bangeeetttt.  ibu saya di rumah sendirian, saya diminta cari orang untuk nganter.

rasanya langsung pengen terbang dari kantor ke rumah!!! tapi udah kadung janjian mau report meeting dan saya PIC meeting tersebut. Saya lari ke kamar mandi lalu menangis. Pikiran aneh-aneh terlintas di kepala *aduh jangan sampeee*  saya lantas ambil wudhu dan shalat. Berdoa dengan khusyuk supaya Mama diberikan kesembuhan dan diberikan umur yang panjaaaang. Amin

Saya kemudian sibuk telpon airen, adik, dan ayah saya. Alhamdulillah ayah saya sudah di rumah, dan mengabarkan kalau ibu saya sedang tidur

"sebenernya tante khawatir sama mama kamu"... chat dari tante saya masuk dan bikin deg-deg-an luar biasa. "mama kamu itu orang paling baik di dunia". "sebaiknya diperiksa bener-bener biar cepet diobatin"

Iya memang. Ibu saya selalu bilang kalau sebaik-baiknya orang adalah orang yang paling bermanfaat untuk sesamanya. Nyokap emang paling baiiiikkk dan paling care banget sama semua terutama keluarganya. Beliau tiap pagi bangun subuh, mandi, shalat, belanja di tukang sayur, masak, berangkat ngajar sambil ke rumah eyang saya ngedrop makanan, kadang kalo ada jam kosong pulang dulu nemenin eyang atau ngambil gendhis, terus balik lagi ke sekolah buat absen, pulangnya mampir rumah eyang lagi either nganter buah atau cemilan, terus pulang ke rumah, istirahat sebentar, nyiapin makan malem buat penghuni rumah, solat, makan malem, beberes, istirahat gituuuuu aja muter terus kayak kitiran. Semua orang dipikirin... ya suaminya, anaknya, ibu-nya, cucu-nya, adek-adeknya, temen2nya, tetanganya...semuanya! Sosok nyata dari seorang Super Mom. Saya masih inget waktu itu ada kerabat yang saking amaze-nya sama nyokap, sampe bilang kalo nyokap diambil darahnya, warna pasti putih semua saking suci-nya. 

Nyokap itu nggak lebay... dalam artian nggak suka rempong ngurusin urusan orang yang emang sebenernya gak perlu diurusin. Sounds familiar, ya? hahaha. Jadi nyokap juga gak terlalu ngatur-ngatur urusan keluarga anak dan menantunya. Mungkin karena beliau aktif dan banyak yang dipikirin serta dikerjakan secara nyata, jadi nggak lebay, nggak mellow dan nggak drama. Nggak ada tuh adegan ngambek manyun2 karena udah masak terus anaknya nggak mau makan...

jam 4 teng, saya pun pulang dan minta airen untuk pulang cepet juga. sampe rumah, kudu packing dagangan dulu sembari nunggu kabar terbaru dari adik saya yang lagi nemenin nyokap. Alhamdulillah tensi-nya udah makin turun, meskipun masih tinggi... dan tensi ini harus selalu dipantau, jangan sampe kecolongan. 

Akhirnya, jam 8 malam saya cuss ek rumah nyokap. Mampir ke apotik buat beli tensi digital jadi bisa terus terpantau tensinya. Awalnya saya agak takut ngelihat nyokap karena udah ngebayangin yang nggak-enggak aja. Alhamdulillaaaaah ketemu nyokap, beliau masih bisa ngobrol, ketawa, becanda, walaupun kaki dan wajahnya bengkak serta pucet. "emang mama keliatan kayak orang sakit?" "enggak kaaaan?" katanya waktu itu. Saya juga amazed, alhamdulillah bangetttt meskipun tensinya tinggi, beliau masih terlihat kayak nggak lagi sakit. Tapi jujur, saya masih worry.... lagi-lagi tiap shalat selalu saya doain mama supaya cepat sembuh dan diberikan umur panjang. Amiiiin. Mana 2 hari ke depan saya harus keluar kota buat Dinas... dan plan nya mau nitipin gendhis ke Mama, kalo keadaan begini kan mana tega.... Besok pagi-nya nyokap di tensi lagi, ternyata naik..jadi 180. haduh haduhhhh... sedihnyaaaa. 

Alhamdulillah, di hari ke 3, perlahan tensi mama kembali turun. saya jadi nggak terlalu worry dan merasa lebih aman buat ditinggal keluar kota. Cerita perjalanan saya ke Gorontalo akan saya tulis setelah ini ya...

Selang dua hari kemudian, adik saya mengabari kalau tensi mama sudah normal, 130/90 obat-obat juga sudah diminta stop, wajah dan kaki juga sudah nggak bengkak lagi. Kalau pipi? mungkin karena mama gendut... hehehe Alhamdulillah.... terima kasih banyak ya Allah. Semoga mama selalu sehat, diberikan umur panjang, bahagia, tetap menjadi emak nomor 1 dunia buat anak-anaknya. Love you, Mam. sehat-sehat terus yaaaa... sampe saya punya anak 5 😘😘😘😘