Thursday, June 25, 2015

Review Ergo Baby 360 (pssst... versi rep.lika 😛)

Hola,
Sebenernya ini postingan sudah di draft dari 3 bulan yang lalu. Tapi selalu adaaaa aja halangan buat menyelesaikannya. Entah sibuk atau lagi dateng aja malesnya *jadi malu*

Beberapa bulan berselang setelah saya beli ergo baby kw (beli kw malah bangga...haha nasib emak-emak budget terbatas tapi pengen gaya) ada spoiler kalau ergobaby ngeluarin versi baru yang punya fitur bisa gendong baby di depan, dan babynya menghadap ke jalan.

gendongannya keren yessss


Awwww... tergoda sekali hati ini! Rumornya, bentuknya agak mirip sama Beco Gemini, salah satu gendongan yang masuk wishlist saya gara-gara dipake sama Dian Sastro ( sukses ya kamu mbak dian, bikin saya mupeng...) dari sisi fungsional saya naksir karena bisa gendong baby nya hadap ke depan. Pasti gendhis bakalan suka tuh, digendong kayak gitcuuu. Tapi apa mau dikata, harga-nya diatas dua jeti daaaan kok nggak muncul-muncul versi replika nya dengan harga lebih affordable ya (pertanyaan hati emak-emak perhitungan budget terbatas)

Sampai suatu hari, pas lagi jalan-jalan di Gancit, kami cuci mata masuk ke Bird n Bees. Wooooootttt *berbinar-binar* ergo baby 360 yang sebelumnya cuma saya lihat di web resmi ergo ternyata sudah masuk ke Indo. Ada dua warna, hitam dan putih dipajang di rak bagian depan. Sungguh sangat mencolok mata dan mengundang perhatian. Begitu lihat tag harganya... langsung kecolok beneran!!! hahaha.... *dalam hati saya bilang: "nabung aaahhh, biar bisa beli yang kayak gini"* kemudian diam, lalu bergumam lagi *"tungguin aja aaah... ntar juga ada versi replicanya"* *emangdasaremak-emakogahrugi.com*



Sambil melakukan dialog intrapersonal, saya sambil lihat, pegang, n coba barangnya. "Duuuh, bagus amat si...." tapi kemudian agak turn off pas tau kalau tali pinggangnya, instead of pake buckle yang gede, dia justru pakai velcro. Pas dicobain... agak ribet sih, krn velcro nya nempel-nempel dan berasa kayak pakai stagen aja gitu.... mungkin karena masih baru coba-coba dan saya masih belum terbiasa ya. Memang ada buckle-nya juga untuk pengaman, tapi ukurannya lebih kecil. Ukurannya sendiri hampir sama dengan ergo klasik tipe sebelumnya, bahannya pun mirip. Bisa dibilang, pembeda utamanya hanya pada fitur anak hadap jalan dan pemakaian velcro. 

Terus, lihat ig-nya Titi Kamal dia posting foto pas gendong Baby pake Ergo 360. Makin mupeeeeeeng... *duh nyari-nyari fotonya nggak nemu nih, padahal pengen ditunjukin biar tambah kepengen*


Kalau dari web official ergo, fitur-fitur yang di highlight di ergo 360 adalah sebagai berikut (sekaligus saya bandingkan dengan ergo tipe klasik yg 3 position ya) :

PADDED SHOULDER STRAPS – Membantu untuk membagi beban bayi, kombinasi antara tali pundak dan tali pinggul untuk memberikan kenyamanan ekstra bagi penggendong. ( Fitur ini kurang lebih sama dengan ergo klasik, bedanya lebar shoulder strap yang bagian atas (pundak) dari ergo 360 agak lebih kecil lantas melebar ke bagian bawah. Kalo menurut saya bagus yg klasik karena kalo padding strapnya lebar jadinya distribusi beban akan lebih maksimal)

EXTENDABLE BACK PANEL – Dapat diposisikan tegak maupun dilipat keluar untuk menopang kepala bayi. Memberikan perlindungan ekstra pada kepala bayi. Jadi kalau mau agak tinggi bagian punggungnya, tinggal menyetel kancing untuk dipanjangkan dan dipindahkan keatas. Buat baby yang masih kecil dan khawatir mendelep, kancingnya bisa di setel ke bawah. (Nah, fitur ini yang nggak dipunya sama ergo klasik, kalau ingin menopang leher / kepala bayi dengan lebih tinggi cuma bisa dengan pemakaian hood. Apalagi untuk baby yang sudah besar / bongsor)




SLEEPING HOOD – Memberikan support kepala ketika bayi tertidur, melindungi dari sinar matahari, dan menambah privasi ketika bayi nenen ke Ibu. Fitur yang paling disukai orang tua. (semua tipe ergo, baik yang klasik ataupun 360, ada sleeping hood / tutup kepalanya)



EVEN WEIGHT DISTRIBUTION – Memberikan kenyamanan bagi penggendong karena beban terbagi secara merata. (sama dengan ergo klasik)

STRUCTURED BUCKET SEAT – Menjaga bayi bisa duduk dalam 4 posisi secara ergonomis, dimana lutut berada pada posisi diatas pangkal paha, tulang ekor membentuk huruf “C”. Selain itu pembagian berat akan dibagi rata sehingga penggendong tetap nyaman.

 (inilah poin utama pembeda utama dengan tipe klasik, adalah kalo yang klasik hanya bisa 3 posisi. Tidak bisa menggendong di depan dan baby hadap jalan). Namuuuun, perlu diingat ya, kalau ergobaby official juga memberikan warning untuk tidak kelamaan menggendong dengan posisi baby hadap jalan. Idealnya 5-10  menit, karena nggak bagus bagi pertumbuhan bayi sebab ia akan mengalami over exposed terhadap lingkungan sekitar dan berdampak kurang baik bagi pertumbuhan baby. 

Kalau baby sudah menunjukkan ekspresi over stimulation seperti maju-maju-in kepala atau goyang kanan kiri berusaha untuk keluar, rewel, maupun ngantuk sebaiknya segera membenahi posisi gendong ke front-inward position yaitu dibalik posisinya jadi menghadap penggendong.

Berikut adalah sekelumit info yang saya ambil dari web official ergobaby terkait posisi gendong front-outward position


We view the front-outward position ('facing out') as a supplemental option for short, active periods and not as the primary carrying method over multiple hours. Now and again, situations arise where parents — and children — prefer this position. Naturally, there is a greater risk of overstimulation than with the 'facing in' position, since the child cannot actively turn away. Yet on the other hand, the ergonomic posture ensures very close body contact that allows parents to actively perceive the signals their children are giving. Parents know their children best and can tell when their child is fussy, tired or "zoned out" and it is time to switch to the 'facing in' or back carrying position. As a manufacturer of comfortable, ergonomic carriers, we want to offer parents a choice of all options for ergonomic carrying. Our goal is to encourage and embrace all parents to wear their babies for as long as possible by giving them a comfortable, healthy way to do so.


Once your baby can see above the front panel of the carrier, has strong head & neck control, and has a natural curiosity to see and interact with the world, they are ready for front-outward carry. We recommend starting with short durations (5-10 minutes) to prevent over-stimulation. If baby shows signs of over-stimulation (zoned out, catatonic, fussy, tired) or sleepiness, just turn them back around to Front-Inward so they can find comfort in their wearer and rest.





EXTRA WIDE VELCRO WAISTBAND – Tali pinggang yang sangat nyaman dapat dipakai pada posisi baik diatas maupun dibawah tulang pinggul tergantung kebutuhan dan memberikan support tambahan pada tulang belakang bagian bawah. 






In my personal opinion, fitur ini buat saya justru kurang nyaman. Karena lebih ribet harus pasang velcro dulu (mempertemukan antar dua bagian yang saling berpasangan) dan kudu pas masangnya, biar nggak miring-miring dan enak dipake. Tapi... bagian velcro yang bergerigi itu terlalu "mereket" apa yah bahasa gampangnya... terlalu gampang nempel, baru bersentuhan sama ujungnya aja udah "plok" nyangkut padahal posisinya belum bener... jadi  mesti diulang lagi make-nya. 

Eits, tapi kalo posisi pemakaiannya udah bener jatohnya nyaman juga kok. Kayak lagi pake stagen.... hahaha jangan-jangan bisa juga nih buat ngecilin perut ala-ala corset exercise nya Kim Kadarshian 




Hal lain adalah, untuk pake ergo 360 dan pada posisi standby menyusui rasanya agak susah ya, kalau ergo klasik kan simply tali pinggangnya agak kita renggangin dikit, turunin posisi gendongan agak ke pinggul sampai mulut baby persis di depan pabrik susu. Jadi tinggal lep... langsung bisa nenen.  Kalau ergo 360 untuk menurunkan posisi tali pinggang ke pinggul rasanya agak pe-er ya, sebab iketan velcronya mesti dibuka semua dulu, lalu dipasang ulang seukuran pinggul, kalau mau aman... anaknya juga ikut dikeluarin dulu dong.

Eh... pas saya baca-baca disini ada beberapa review yang bilang kalau dia nggak punya problem untuk menyusui dalam ergo 360. Katanya nggak perlu buka2 velcro-nya, cukup      dengan merenggangkan tali di bagian kanan dan kiri, nanti baby sudah bisa diposisikan mulutnya tepat di depan gentong susu.

Kekurangan dari ergo baby 360 adalah dia NGGAK PUNYA KANTONG. ada sih, satu kantong kecil diatas, tapi kecil banget... dan cuma cukup buat nyimpen hood biar nggak klewer-klewer. Kalau ergo klasik ada kantongnya besar, bahkan tipe tertentu punya 2 kantong dan ada resletingnya. Berguna buat nyimpen uang, handphone, ataupun peralatan baby lainnya biar nggak berarakan. 

Kekurangan lainnya adalah.... harganya lebih mahal dari ergo klasik. Jadi harus menabung lebih giat, yaaaa!

Untuk melihat cara pemakaian ergobaby 360, berikut adalah link nya (instruction & manual) 

Usia 0 newborn sampai 6 bulan, sudah bisa pakai tapi harus pakai tambahan infant insert (dijual terpisah). Kenapa? karena baby newborn kan kepala / lehernya belum kuat, dan masih mungil... butuh perlindungan ekstra. Di dalam insert juga ada bantalan kecilnya, guna menyangga baby newborn supaya nggak kelelep dalam gendongan.

Saat ini, ergobaby authentic punya 4 varian warna. semuanya kece kece!!!! saya naksir sama yang biru ituuuuu... tp mengapa di mothercare ataupun bird n bees belum tampak yak. 





Sampai di suatu hari....

Hati saya bertambah girang bukan kepalang, bagitu tau kalau ergobaby360 udah ada versi replica nya. Duh, maafkan ya... bukannya saya pro pada pembajakan, tapi somehow kalo kepepet, budget terbatas, tapi butuh gendongan nyaman yang affordable sama kantong... pilihan replica dengan kualitas bagus sungguh menggoda iman dan tidak bisa dihindari. 

Setelah sempat mencari kesana kemari dan menunggu penuh harap harap cemas, akhirnya saya dapat jugaaaaaa ergobabycarrier 360 versi replica. Saat itu yang available ada 3 pcs. Warna hitam semua. Yang satu saya pakai, satu nya lagi dibeli sama teman saya yang udah booking dari lama, sisanya saya lepas ke publik *nyengir*

Sebenernya saya kepincut pengennya warna hijau, tapi belum ada replica nya. So, setelah di pandang-pandang, warna hitamnya juga oke kok, keren dan mudah2an ga gampang kotor. Airen sih suka.

eng ing eng..... Ini dia reviewnya!!!!

Kurang lebih mirip lah sama versi authentic-nya. Bentuk dan Fungsi nya juga sama. bedanya ya resiko beli replica, nggak dapet garansi resmi. Memang nggak plek ketiplek abis-abisan sih sama yang aslinya tapi minor lah menurut saya, kayak bordiran logo agak kurang bold dan warna logo lebih terang dari yang asli. Kalau dibandingin sama harga asli-nya, ini best buy lah.

Jika dibandingkan dengan ergo replica tipe klasik yang saya punya sebelumnya, menggendong dengan menggunakan ergo 360 sama nyamannya. 

Distribusi beban merata ke pundak, punggung, dan pinggang membuat yang gendong nggak merasa cepat pegal. Apalagi gendhis udah makin berattttt... terakhir nimbang 12kg, feeling saya sih udah bertambah lagi deh.  Untungnya, di usia 2thn ini dia sudah lebih senang jalan sendiri. Durasi gendong menggendong udah semakin berkurang. Tapi kalo dia lagi ngantuk atau medan nya sulit kayak pas kita jalan-jalan di Taman Mangrove PIK, yup masuk lagi deh doi ke dalam gendongan. 

Gendhis emang lebih sering digendong sama Airen sih karena model gendongannya yang rada macho dan ga gitu feminim, Ayahnya pede ajah buat gendong bocah ini. Coba kalau gendongan sling atau kain jarit.... mana mau si bapak satu ituuuuu!




Menurut saya, antara ikat pinggang velcro di 360 dan hanya buckle di ergo klasik, pas dipake rasanya sama ajah. Meskipun seperti yang sudah saya singgung diatas, proses make velcro agak lebih rempong.... mungkin karena belom biasa yah.

Anaknya juga tampak nyaman dengan gendongan baru nya ini. anteng aja digendong kesana kemari 

Trus gimana performa "gendong depan hadap jalan" / front-outward position nya?

Kalo kita mau posisi front carry, kancing nya musti di setel dulu supaya posisi duduk anaknya jadi nyaman, yaitu dengan mengancingkannya pada kancing bagian dalam. Jadi tidak terlampau ngangkang, mak! 

Ergo 360 ini di bagian bawah punya kancing-kancing yang harus disesuaikan dengan pilihan posisi menggendong kita. Kalau ergo klasik nggak punya, makanya gak bisa buat gendong front-outward position. Oh iya, kalau ergo 360 hanya bisa menggendong sampai beban max 15kg, hal ini kemungkinan karena adanya kancing di bagian bawah tadi, takutnya kalau baby nya sudah melebihi batas maksimal kancingnya tidak mampu menahan. Sedangkan ergo klasik mampu mengangkat beban lebih berat yaitu hingga 20kg bisa jadi karena bagian bawahnya polos aja tak berkancing.

Sebenernya kalau diamati, fitur seperti ini sudah dimiliki lebih dahulu oleh Beco Gemini. Makanya saya mupeng banget. Tapi sayang, nggak keluar versi affordable-nya. Hiks. Madahal motifnya lucu-lucu lhooo

Kalau menurut instruction ergobaby official, posisi front carry face out ideallnya diperuntukkan bagi baby 5 - 12 bulan, dan dalam durasi tertentu. Kalo kelamaan bisa over stimulation. apalagi kalo baby nya ngantuk, musti ganti posisi yg lebih nyaman.

Begitu kita coba posisi ini ke gendhis... alamak, udah gak cocok!!! Kelamaan siiiih barang ini keluarnya, keburu badan gendhis tambah panjang. Jadi kaki-nya malah klewer-klewer. 






Enak sih nge-gendongnya, walaupun udah berat tetep terasa nyaman. 


Sayangnya, saya belum nemu bayi around 6-12mo yang bisa dicobain untuk menggendong dengan posisi begini. 






Sedangkan untuk posisi back, hip, dan front-inward carry ... rasanya sama dengan tipe ergo classic. Eh, tapi pas gendong belakang kayak gini saya merasa 360 agak lebih nyaman dikit.

Nilai Plus lain dari 360 adalah kantong kecil tempat menyimpan hood nya benar-benar efektif. Ada resleting yang membuat hood bisa tersimpan dengan sempurna, nggak nongol-nongol lagi. Kalau yang klasik, karena nggak ada resletingnya, meskipun sudah dimasukkan ke dalam kantong, hoodnya masih suka nongol-nongol gengges. 

Oh iya, ternyata meskipun bentuknya rada beda dikit sama ergo classic, dia bisa juga dilipet jadi kecil dan masuk dalam sling pouch mommaergo loooowh




Yak, sekian reviewnya ya... 

Kalau masih bingung antara beli ergo 360 atau classic, coba lihat lagi kebutuhan dan preferensi-nya masing-masing. Dengan segala kelebihan dan kekurangan ergo 360 diatas, kalau mau gendongan yang anaknya bisa bebas melihat dunia, dan gak masalah dengan harga yang lbh mahal... let's go for 360.

 Tapiii... kalau yang terpenting adalah gendongan nyaman, gak harus yang bisa gendong anak menggadap ke jalan dan lebih ekonomis, ergo klasik adalah pilihan yang paling tepat.

Hope this review may help you yaaa Mommies *cium satu-satu*

Mau beli nya dimana? 
Coba cek-cek bebi cek #ig: #mommaergo ajah. 
Atau lihat artikel disini, monggo di klik 

Update:
TADAAAAAA!!!!! 
Sekarang ergo 360-nya Gendhis jadi tambah cakeeeeep karena dipakein droolpad/teething pad-nya Mommaergo. Apalagi guwaw paling seneng gigit-gigit tali gendongannya, selain tampilan tambah keren, nggak perlu sering-sering nyuci carrier nya kalo bagian yang digigit kotor... cukup cuci teethingpad nya aja. 

Aduuuh my bebiiii, katanya GTM, tapi kok kalo tali gendongan mau kamu emut-emut sih, Nak? *emaknya bingung*


kayak gini  gendongan Gendhis seteah dikasi teething pad.

ada banyak motif lain yang bisa dipilih. Aselik, lucu-lucu semuaaaaaah!


Update:
Karena banyak yang tanya kalo mau pesen dimana..... Infonya dibawah ini ya:


ORDER;



SMS/WHATSAPP: 0815 957 4050
LINE : MOMMAERGO.ID
INSTAGRAM: #MOMMAERGO

PIN BB: D2240F32
FACEBOOK : MOMMAERGO

Atau Langsuuuuuuuuuung aja cuss kesini!

SHOPEE (Free Ongkir) : ID MOMMAERGO  untuk order pembeli harus download appsnya dulu di appstore atau google play

TOKOPEDIA : ID MOMMAERGO

BUKALAPAK : ID MOMMAERGO

testimonial lainnya bisa lihat disini #MOMMAERGOTESTIMONIAL




Baca juga : 
Dinas luar negeri, tetap memerah ASIP dooong
Catatan Mpasi Emak Males Rempong



Tuesday, June 2, 2015

emak galau ; balada rumah mehong



i dont know where to start, tapi saya beneran butuh nulis buat ngeluarin unek-unek yang mengganjal di hati. *nangis di pojokan*  Really need to write it down to to be sure that i can still stomp my feet on the ground. Selain itu juga nyari temen yang senasib seperjuangan. ADA GAK SIH YANG KAYAK GINI JUGAAA? *ambil toa*

Please tell me that this not-popular decision is more realistic rather than impulsive pop up crazy action. Pfffff.....

So guys, what do you think of having your own house next to your in law's house????

Yay or Nay??

Next disini maksudnya bukan cuman deketan, tapi sebelahan percissss cis. Lebih tepatnya nempel rumah mertua karena rencananya rumah ini  berasal dari hasil renovasi sebagian bangunan dan halaman samping rumah mertua, menjadi sebuah bangunan baru yang (agak sedikiiiiit) terpisah dengan selapis tembok *curhat*

Bayanginnya aja udah males banget yaaaa....Jleb! banget nanya-nya.

No no no bukan karena mamer jahat bak mertua di sinetron, tapi lebih kepada ewwwwhhhh 
(tanpa dijelasin saya rasa juga mamah-mamah muda yang baca ini udah pada ngerti). Mungkin yang punya pengalaman hampir sama bakal bersorak : "I feel youuuu" 

Helooooh hidup kita bakalan masih diatur-atur, di pelototin, direcokin, di kepo in, anak kita dimanjain nggak ketulungan.... Aaarrrggghhh *cakar-cakar tembok*
Gitu sih,  pikiran saya.


Jadi, pas awal ibu saya mengusulkan ide ini, saya langsung menolak mentah mentah. Gile aja! Kalo boleh pilih mah, kalaupun sebelahan mau-nya sama ibu kandung saya sendiri. Namun apa daya, hal ini mustahil kejadian.

Ibu saya pun memberikan pandangan-pandangan bijaksananya meliputi:

1. Rumah seuprit, harga selangit. Bandrol duit buat rumah sama tanah sekarang udah gak make sense. Dengan membeli tanah mertua,  bisa dapat special price harga anak cucu. Halo, Pak presiden, kenapa rumah harganya mahal amat siiiiik?!

2. Si Airen anak terakhir. Kakak-kakaknya udah pada keluar rumah semua. Sebagai bungsu, HARUS BERBAKTI jagain orang tua. *nasihat emak saya ini suri tauladan banget yeee* kalo diturutin bisa makan ati, tapi kalo ga diturutin ntar kualat dikutuk jadi batu

3. Kamu kerja, suami kerja... kalo deket sama mertua, anak kamu nanti bisa ada yang jagain... kalopun pake mbak, bisa ada yang tetep ngeliatin. Kamu TEGA anak kamu cuma berdua aja sama mbak yang baru dikenaaaal? *nakut-nakutin*  jiaaaahh... ya nggak laah! nanti anak kamu juga bisa nemenin eyang-nya, mereka kan pasti seneng, kalo seneng akan selalu mendoakan kalian, insyaAllah hidup kalian BERKAH!
*Amiiiiin kenceng2*

4. Disana itu strategis banget. Apalagi kalau MRT lebak bulus udah jadi... ke kantor jadi gampaaaang. cepet, nggak pakai macet. (iya siih, alesan ini emang bener)

5. Kalau mau cari rumah harga yang agak murah-an dikit, jaman sekarang paling dapetnya di ujung berung *jauuuh banget maksudnye* dan statement  "Mama nggak mau jemput Gendhis kalo kejauhan" (fyi, rabu-jumat emang jatah  nya Ibu saya ketitipan gendhis, maklum nggak ber-embak dan nggak tega titip gendhis ke mamer seminggu full karena beliau udh lumayan sepuh.  Biasanya, rabu sore Ibu saya akan mampir untuk jemput guwaw... karena memang gak terlalu jauh dan searah)

Dari kelima alasan ini memang nggak terbantahkan sih, tapi... saya masih nggak ngerasa sreg, karena walaupun udah terpisah (sedikit) tetep aja nggak punya privacy. Ya kan ya?

Cuma, option ini kalo dipikir-pikir emang paling realistis. Daripada ngontrak rumah (uang kontrakannya bisa dipakai ngebangun) atau Aaaaaaaaaaah... gak tau deh bingung!!


pfff, so please tell me this is the rite choice or not?


cheers! 
* ttd, emak galau*